Filsafat Ar-Razi

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Filsafat merupakan kegiatan berfikir unutuk mencari suatu kebenaran dan memikirkannya sedalam-dalamnya, dalam mengkaji filsafat tidak semudah yang kita fikirkan, dan tidak semua orang bisa melakukannya. 
Berbicara filsafat islam adalah jembatan yang menghubungkan antara falsafah kuno dan falsafah pada abad kebangkitan, filsafat islam juga memiliki arti sebuah filsafat yang diterapkan pada hukum islam, sifat yang menganalisis hukum islam secara metodis dan sistematis sehingga mendapatkan keterangan yang mendasar.
Sebuah filsafat tidak akan lepas dari tokoh pemikirannya atau yang lebih kita kenal sebagai filsuf, dalam filsafat islam ada beberapa filsuf yang dapat kita kenali serta memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri, adapun para filsuf tersebut ialah, Al-Farobi, Al-Kindi, Ar-Razi, Ikhwan As-Shafa dan lain sebagainya.
Rumusan Masalah
Bagaimana Biografi Ar-Razi ?
Apa Saja Karya-Karya dari Ar-Razi ?
Bagaimana Corak Filsafat Ar-Razi ?
Tujuan
Untuk Mengetahui Biografi Ar-Razi.
Untuk Mengetahui Karya-Karya Ar-Razi.
Untuk Mengetahui Corak Filsafat Ar-Razi.

BAB II
PEMBAHASAN

Biografi Ar-Razi
Filsuf muslim terkemuka yang muncul sesudah Al-kindi adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Ar-Razi dikenal sebagai dokter, filsuf, kimiawan dan pemikir bebas, (250-313H/864-925 M atau 320H/932), oleh orang latin dipanggil Rhazes, dilahirkan di Rayy, dekat Teheran sekarang. Menurut riwayat, ia menguasai betul music, baik teori maupun praktik, dan dikatakan sebagai ahli alkemi (kimia kuno) sebelum belajar formalnya di bidang kedokteran. Ia memimpin rumah aakit di Rayy kemudian di Bagdad dan sering pulang ke Rayy, tempat ia meninggal. Rumahnya yang besar di Rayy dan ditempat-tempat lain di Distrik Jibal Kaspia Selatan menggambarkan bahwa ia seorang yang kaya. Pengarang kurang lebih dua ratus karya ini diriwayatkan telah mengajar filsuf/penerjemah Kristen Yacobit, Yahya ibn ‘Adi (893-974 M) dan disebut sebagai “dokter islam yang tak tertandingi”
Ar-Razi lahir tumbuh dan wafat di Rayy, dekat Toheran, Persia. Namun demikian ia pernah hidup berpindah dari satu kota ke kota lain. Dia adalah dokter terbesar yang lahir dari Rahim sejarah masa keemasan islam. Posisi paling strategis terkait kapasitasnya sebagai dokter ialah menjadi direktur Rumah sakit Rayy dan Bagdad. Ketekunannya dalam bidang tulis menulis sungguh luar biasa. Ia pernah menulis tidak kurang dari 20.000 kertas dalam setahun. Dilaporkan bahwa karya tulisnya mencapai 232 buah dengan kedokteran sebagai tema umum. Buah karya terbesarnya ialah Al-Hawi, sebuah ensiklopedia kedokteran dengan ketebalan 20 jilid yang berisi informasi yunan, syiria, arab dan laporan penelitian pribadi.
Karya-Karya Ar-Razi
Buku-buku Ar-Razi menurut Ibn An-Nadim adalah 118 buku, 19 surat, 4 buku, 6 surat, dan 1 makalah, jumlah seluruhnya 148 buah. Ibnu Abi Usaibi’ah menyebutkan 236 karyanya, tetapi beberapa di antaranya tidak jelas pengarangnya.
Menurut Al-Biruni, ada sekitar 21 karya Ar-Razi tentang alkemi, yang terbesar di antaranya adalah kitab sir Al-Asrar sesuai dengan semangat Ar-Razi yang anti hermetis, rahasia-rahasia di sini bukan misteri-misteri mistik, tetapi rahasia –rahasia keahlian seorang alkemis (alhli alkemi) yang dengan bebas dipaparkan Ar-Razi dalam pembahasannya mengenai bahan-bahan, perangkatperangkat, dan metode-metode Alkemi itu. Tujuannya adalah meretas batas-batas yang memilahkan satu bentuk subtansi dari subtansi lainnya, dengan menggunakan subtansi kuat yang akan menebus dan mengubah unsur dasar (Subtrate), denagn menambah atau menghilangkan sifat-sifat spesifik, mengubah logam-logam dasar menjadi emas atau batu menjadi permata, akan tetapi Ar-razi juga menggunakan sebagian dari preparat dalam praktik kedokterannya dan metode-metodenya sebagai seorang alkemis lebih bernuansa bedah dari pada klenik atau sihir.
Buku-buku tersebut dikelompokkan sebagai berikut
Ilmu kedokteran
Ilmu fisika
Logika
Matematika, dan Astronomi
Komintar, ringkasan, dan ikhtisar
Alkimia
Filsafat dan ilmu pengetahuan hipotesis
Metafisika
Teologi
Ateisme
Campuran.
Diantara buku Ar-Razi yang dapat disebutkan di sini sebagai berikut
Ath-Thibb Ar-Ruhani
Ash-Shirat Al-Falasafiah
Amarat Iqbal Ad-Daulah
Kitab AL-Ladzdzah
Kitab Al-ilm Al-Ilahi
Maqalah fi Ma’had Ath-Tabi’ah
Al-Hawi fi Ath-Thaibb
Manshuri
Kitab Sirr Al-Asrar
Muluki
Kitab Al-Jami Al-kabir.
Filsafat Ar-Razi
Dalam filsafatnya tampak dari pandangan Ar-Razi yang mengklaim bahwa praktik kedokteran itu bersandar pada filsafat, suatu praktik yang baik amat bergantung pada pemikiran yang bebas (filsafat). Ia menganggap filsafat bukan sekedar sarana bagi karya kedokteran, melainkan sebagai tujuan dalam dirinya sendiri. Karyanya, Ath-Thibb Ar-Ruhani, yang ditulis untuk Al-Mansuri sebagai pelengkap Mansuri, mengikuti presiden Al-Kindi dalam memperlakukan etika  nantinya digunakan oleh Gabirol dan Maimunides. Oleh karena itu judulnya, Spiritual Physick, seperti yang secara antifisial digunakan kembali oleh Al-Barry, pengobatan spiritual atau psikologis.
Filsafat Lima Kekal
Tulisan-tulisan dari lawan Ar-Razi melaporkan bahwa Ar-Razi menganut filsafat doktrin lima kekal, yakni tuhan, jiwa universal, materi pertama, Ruang absolut, dan zaman absolut. Lima kekal tersebut dapat dipahami secara logis dari kenyataan adanya alam benda yang empiric ini. Alam benda ini pasti tersusun dari materi pertama dan senantiasa membutuhkan ruang, karenanya ruang harus ada dan ruang dari segenap materi yang ada disebut ruang absolut. Materi atau alam benda ini terkena hukum perubahan. Perubahan ini kelak  memunculkan apa yang kita sebut sebagai masa. Orang bisa membatasi masa ke dalam hitungan jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya, dan masa yang dibatasi disebut waktu, adalah sesuatu yang absurd apabila materi yang ada ini muncul dari ketiadaan atau tidak pernah ada, dan atau berubah menjadi tiada, materi akan tetap ada dan berubah selamanya.
Zaman-zaman yang terus menerus bergerak dari masa lalu yang tanpa batas menuju masa depan yang tiada akhir disebut zaman absolut. Dalam alam ini terlihat jelas adanya benda-benda hidup, dan karenanya keberadaan jiwa-jiwa yang berasal dari jiwa universal menjadi niscaya.
Penjelasan tentang lima kekal, sebagaimana Al-Biruni mengatakan, Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razi telah melaporkan kekekalan lima hal dari yunani, yaitu tuhan, roh universal, materi pertama, ruang mutlak, dan waktu mutlak. Kelima hal ini menjadi landasan ajarannya, akan tetapi ia membedakan antara waktu dan keberlangsungan dengan mengatakan bahwa angka berlaku bagi satu dan bukan yang lain, karena keterbatasan bekaitan dengan keangkaan. Oleh karena itu, para filsuf mendefinisikan waktu sebagai keberlangsungan yang berawal dan berakhir, sedangkan keberlangsungan (dahr) tidak berawal dan tidak berakhir. Ia juga mengatakan kemaujudan, Lima hal berikut adalah perlu: kesadaran bahwa materi terbentuk oleh susunan, ia berkaitan dengan auang karena itu harus ada ruang (tempat) pergantian bentuknya merupakan kekhasan waktu, karena ada yang dahulu dan ada yang berikut, dan karena waktu, ada keinian dan kebaharuan, ada kelebih tuaan dan kelebih mudaan sehingga waktu itu perlu. Dalam kemaujudan, terdapat kehidupan, karena itu mesti ada roh dan hal ini mesti ada yang dimengerti dan hukum yang mengaturnya haruslah sepenuhnya sempurna, karena itu, dalam kenyataan ini harus ada pencipta yang bijaksana, maha tahu, melakukan segala sesuatu sesempurna mungkin, dan memberikan akal sebagai bekal mencari keselamatan.
Sistematika filsafat lima kekal Ar-Razi dapat dijelaskan sebagai berikut
Al-Bari Ta’ala (Allah), hidup dan aktif dengan sifat independen.
An-nafs Al-Kulliyyah (jiwa universal), hidup dan aktif dan menjadi Al-Mabda’ Al-Qodim Ats-tsani (sumber bekal kedua), hidup dan aktifnya bersifat dependen.
Al-Hayula Al-Ula (materi pertama), tidak hidup dan pasif
Al-Makan Al-Mutlaq (Ruang absolut), tidak aktif dan tidak pasif
Az-Zaman Al-Mutlaq (zaman Absolut), tidak aktif dan tidak pasif.
Filsafat  Rasionalis
Ar-Razi adalah seorang rasionalis murni, rasionalis seorang Ar-Razi terhadap akal tampak jelas dalam bukunya At-Thibb Ar-ruhani. Ia mengatakan “Tuhan, segala puji bagi-Nya, yang telah memberi kita akal agar dengannya, kita memperoleh sebanyak-banyak manfaat, inilah karunia terbaik tuhan kepada kita. Dengan akal kita melihat segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup kita baik dengan akal, kita dapat mengetahui yang gelap, yang jauh, dan yang tersembunyi dari kita, dengan akal pula kita dapat memperoleh pengetahuan tentang tuhan, suatu pengetahuan tertinggi yang kita peroleh, jika akal sedemikian mulia dan penting kita tidak boleh melecehkannya, kita tidak boleh menentukannya, sebab ia adalah penentu, atau kita tidak boleh mengendalikannya sebab ia adalah pengendali atau memerintahkannya sebab ia adalah pemerintah tetapi kita harus merujuk kepadanya dalam segala hal dan menentukan segala masalah dengannya, kita harus sesuai dengan perintahnya”.
Pernyataan di atas dengan jelas menempatkan Ar-Razi sebagai rasionalis murni, bahwa tiada tempat bagi wahyu atau intuisi mistis. Hanya akal logislah yang merupakan kriteria tunggal pengetahuan dan perilaku.
Filsafat Moral
Filsafat moral atau etika Ar-Razi sangat bijak, Bahkan, intelektualisme yang tampaknya ia diagnosis ada dalam dirinya sendiri, memgikuti saran  Galen bahwa kita dapat menemukan keburukan-keburukan kita sendiri dengan memperhatikan kritik-kritik dari musuh kita, diakui sebagai keburukan karena daya rusaknya terhadap kesehatan dan ketenangan fikiran kita, dan karena rasa frustasi yang tak terelakkan yang diakibatkan oleh tak terpenuhinya ambisi intelektual.
Dalam tulisan Lenn E. Goodman yang mempersamakan filsafat moral Ar-Razi dengan Epicurus. Ar-Razi menganggap sebagai kesalahan moral mendasarkan penilaian etis pada pertimbangan-pertimbangan di luar kesenangan pribadi manusia dalam pengertian ketenangan jiwa dan emosi (ataraxia). Keseluruhan etikanya difokuskan pada imbauan kepada akal untuk mengontrol hawa nafsu (al-hawa).















BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Filsuf muslim terkemuka yang muncul sesudah Al-kindi adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Ar-Razi dikenal sebagai dokter, filsuf, kimiawan dan pemikir bebas, (250-313H/864-925 M atau 320H/932). Ar-Razi lahir tumbuh dan wafat di Rayy, dekat Toheran, Persia. Namun demikian ia pernah hidup berpindah dari satu kota ke kota lain. Dia adalah dokter terbesar yang lahir dari Rahim sejarah masa keemasan islam.
Dilaporkan bahwa karya tulisnya mencapai 232 buah dengan kedokteran sebagai tema umum. Buah karya terbesarnya ialah Al-Hawi, sebuah ensiklopedia kedokteran dengan ketebalan 20 jilid yang berisi informasi yunan, syiria, arab dan laporan penelitian pribadi. Diantara buku Ar-Razi yang dapat disebutkan di sini sebagai berikut
Ath-Thibb Ar-Ruhani
Ash-Shirat Al-Falasafiah
Amarat Iqbal Ad-Daulah
Kitab AL-Ladzdzah
Kitab Al-ilm Al-Ilahi
Maqalah fi Ma’had Ath-Tabi’ah
Al-Hawi fi Ath-Thaibb
Manshuri
Kitab Sirr Al-Asrar
Muluki
Kitab Al-Jami Al-kabir.


Adapun filsafa-filsafat Ar-Razi meliputi 
Filsafat Lima Kekal
Tulisan-tulisan dari lawan Ar-Razi melaporkan bahwa Ar-Razi menganut filsafat doktrin lima kekal, yakni tuhan, jiwa universal, materi pertama, Ruang absolut, dan zaman absolut
Filsafat Rasionali
Ar-Razi sebagai rasionalis murni, bahwa tiada tempat bagi wahyu atau intuisi mistis. Hanya akal logislah yang merupakan kriteria tunggal pengetahuan dan perilaku.
Filsafat Moral
Filsafat moral atau etika Ar-Razi sangat bijak, Bahkan, intelektualisme yang tampaknya ia diagnosis ada dalam dirinya sendiri, memgikuti saran  Galen bahwa kita dapat menemukan keburukan-keburukan kita sendiri dengan memperhatikan kritik-kritik dari musuh kita.















Daftar Pustaka
Supriyadi Dedi, Pengantar Filsafat Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009
  Drajat Amroeni Filsafat Islam, (Jakarta, Penerbit: Erlangga, TT)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAPAT ANGGOTA PK PERDANA YANG DI LAKSANAKAN DI MTs BAHRUS SHOLIHIN OLEH PR IPNU BANDUNG

PAC BERSAMA PR DAN PK IPNU-IPPNU KECAMATAN KONANG BAGI BAGI TAKJIL GRATIS